Jarang Menulis Blog Post? Ini Dampaknya!
Yah, mungkin blog post ini adalah refleksi bagi pemilik blog ini yang mulai sibuk bekerja sambil kuliah magister. Frekuensi blogging berkurang, atau dengan kata lain mulai jarang menulis blog post.
Apa dampak dari jarang menulis blog post? Penyebabnya apa ya kira-kira?
Berapa Frekuensi Menulis Blog Post yang dapat Dikatakan Jarang?
Jarang menulis blog post ini frekuensinya bisa berbeda atau relatif bagi setiap orang. Kalau menurut pemilik blog ini, menulis blog post sebulan sekali atau seminggu sekali saja sudah terhitung jarang. Apalagi semakin banyak konten yang muncul baik itu yang diproduksi dengan AI atau manual di internet.
Penyebab Jarang Menulis Blog Post
Penyebab jarang menulis blog post itu beragam, bisa dari kendala eksternal atau pun internal pemilik blog ini. Contohnya, karena kuliah magister, pemilik blog ini mulai jarang menulis blog post.
Namun, ada beberapa faktor penyebab lain seperti:
- Keuangan, misalnya tidak bisa merekrut content writer
- Kehabisan ide atau dengan kata lain writer’s block
- Kekurangan motivasi menulis
- Merasa tidak bisa bersaing di Google atau SEO
- Tidak tahu cara buat prompt untuk AI
Dampak Jarang Menulis Blog Post
Terdapat banyak dampak jika kita jarang menulis blog post, baik itu untuk blogger atau bisnis. Antara lain:
a. Share of Voice Menurun
Menulis blog post juga adalah termasuk cara meningkatkan share of voice. Karena itu, jika jarang menulis blog post, maka ada potensi share of voice menurun karena kompetitor punya frekuensi blog post yang lebih tinggi.
b. Permintaan Guest Posting Berkurang
Kalau aku sebagai pemesan guest posting atau content placement dari blog, pastinya akan melihat kapan terakhir blognya di-update. Jika jarang, buat apa pesan, toh sepertinya pemilik blognya juga terlihat mulai malas, meski jika pada kenyataannya masih rajin cuma tidak menyetting blog post-nya secara publik.
c. Kehilangan Potensi Cuan
Tiap blog post yang kita buat adalah potensi cuan, terutama jika blog postnya menarget bottom of funnel pada marketing funnel alias siap bertransaksi.
Prospek juga bisa didapat dari blog postloh. Jadi, pertimbangkan kalau kamu punya kapasitas dan uang untuk menulis blog post, tapi tidak dilakukan.
d. Disusul oleh Kompetitor
Mungkin ini lanjutan poin a., namun disusul kompetitor di sini tidak hanya sekedar share of voice semata, tetapi juga seberapa dikenal masyarakat, market share, dll.
Mau bersaing dengan kompetitor? Menulis blog post adalah salah satu usahanya.
e. Mulai Dilupakan Orang-Orang
Blogging adalah cara untuk menumbuhkan awareness. Kalau orang-orang mulai lupa dengan blogmu, berarti ada indikasi bahwa kamu mulai jarang menulis blog post.
f. Traffic Berkurang
Makin jarang posting, jelas traffic akan berkurang, apalagi kalau kompetitor gencar dalam optimasinya. Core update bisa jadi momentum bagus bagi mereka untuk mengunggulimu.
Solusi jika Jarang Menulis Blog Post
Jika jarang menulis blog post, terdapat beberapa solusi:
- Jika kamu punya budget, tetapi tidak ada waktu menulis, maka rekrutlah content writer. Kamu sendiri yang akan berperang sebagai gatekeeper atau editornya
- Kalau kamu malas atau writer’s block, coba beristirahat sejenak, lalu terapkan metode free writing
- Membeli artikel siap pakai jika butuh posting dalam jumlah banyak dan waktu singkat
- Pakai media kanal lain untuk menulis, misalnya microblogging di Threads
- Gunakan AI seperti Gemini, ChatGPT, Perplexity, dan lain-lain, tapi jangan copas mentah-mentah
Namun, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti unique selling point dan value dari blogmu. Kalau pemilik blog ini tidak akan memakai jasa content writer karena semua tulisan di blog ini murni adalah karya penulis, kecuali di bagian promosi.
Jarang Menulis Blog Post? Ayo Mulai Lagi secara Perlahan!
Dulu pemilik blog ini paling tidak menulis satu blog post per harinya. Namun karena kesibukan akademik dan pekerjaan, sudah tidak bisa serutin dulu.
Yuk tulis blog post lagi secara perlahan! Tidak perlu buru-buru 🙂