Content WritingPengalaman

Kalah Lomba Blog? Ini yang harus Dilakukan!

Saat pengumuman lomba semakin dekat. Rasanya dag dig dug ser. Muncul di benak pikiran seperti “apakah aku akan memenangkan lomba ini?”. Setelah nama pemenang diumumkan, ternyata tidak ada namaku di pengumuman atau dengan kata lain, aku kalah lomba blog.

Kesal, sedih, kecewa, dan emosi tidak mengenakkan lainnya terasa di tubuhku. Awalnya hari tersebut dipenuhi senyuman, mendadak harus “berawan” bahkan “hujan” karena tulisan yang kubuat berjam-jam dari hasil riset mati-matian seperti baca jurnal ilmiah yang berat bahasannya, proses penyuntingan, cek ulang, minta dikomentari draft-nya, dan usaha keras lainnya ternyata gagal menang.

Pernah ada rasa ingin menyalahkan orang lain, tulisan sendiri, mencari kesalahan juri atau tulisan orang lain, dll. Kenyataannya, hal itu tidak akan mengubah apa-apa. Justru kalau melakukan hal tersebut, semakin kelihatan kalau bukan mental pemenang. Mirip-mirip dengan orang yang habis kalah saat bertanding sepak bola malah menyalahkan wasit atau habis kalah main FIFA/PES, tetapi malah menyalahkan stik.

Dalam situs ini, aku memang mencantumkan beberapa juara lomba blog/menulis yang kuikuti. Padahal, kenyataannya aku juga sering kalah kok…. hehehehe.

Aku sendiri baru aktif ikut lomba blog/menulis pada pertengahan 2022 silam, berbeda dari para blogger senior yang mungkin sudah aktif ikut lomba blog dari tahun 201x. Mungkin bisa dibilang aku adalah penulis/blogger yang terhitung masih bau kencur dan ingusan. Meski bau kencur dan ingusan, tetapi aku tidak mau kalah!

Dari 60-an lomba yang aku ikuti dalam setahun ini, jumlah juara yang aku dapatkan masih bisa dihitung jari. Biasanya, saya akan menghitung persentase menang untuk evaluasi.

Untuk para blogger atau orang yang baru kalah lomba blog/menulis dan membaca tulisanku yang satu ini, yuk coba tanggapi kekalahan lomba blog dengan cara ini!

1. Validasi Emosi Negatif, Tidak Usah Muna

Saat kalah lomba blog, wajar saja merasa kesal, marah, sedih, kecewa dan emosi negatif lainnya. Sebenarnya, hal itu manusiawi. Memangnya ada orang yang ikut lomba untuk sengaja kalah?

Daripada “sok” tegar, validasi saja emosi negatif yang kamu rasakan. Yang terpenting adalah tidak menggunakan mekanisme koping (pelampiasan emosi negatif) yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Contohnya adalah self harm atau merokok.

Setelah puas melampiaskan emosi negatif, yuk bangkit lagi!

2. Baca Tulisan Pemenang

Coba baca tulisan pemenang, tetapi bukan untuk mencari kesalahan di tulisan mereka ya.

Membaca tulisan pemenang bertujuan untuk mengetahui apa yang kurang dari tulisan kita. Bisa dari kelengkapan informasi, tambahan gambar/desain, referensi, dll. Learn from mistakes, learn from the winner.

Kalau kamu beranggapan tulisan orang yang juara itu tidak layak untuk juara atau tulisanmu lebih baik dari yang juara. Percayalah, namanya tulisan itu dinilai bagus atau tidak tergantung siapa yang membaca. Juri juga punya subjektivitas dan metode penilaiannya sendiri.

Jika para pemenang lomba blog bersedia membagikan ilmunya kepada kita yang kalah, jangan sampai disia-siakan!

3. Legowo dan Move On

Ini mungkin bagian paling susah dari saat kalah lomba blog. Legowo atau ikhlas itu mudah sekali diucapkan, tetapi prakteknya sangat susah.

Jangan paksakan dirimu untuk legowo dalam hitungan detik atau satu jam. Biarkan waktu yang menyembuhkan sakit di hatimu. Dengan legowo juga, kita bisa cepat move on.

Namanya kompetisi atau lomba, tentu saja ada yang menang dan kalah. Kalau semuanya menang, itu sih bukan kompetisi/lomba namanya. Jika tidak mau pernah kalah, lebih baik tidak usah berkompetisi sama sekali. Jadi, legowo saat kalah itu penting sekali dan merupakan bagian dari kedewasaan.

4. Istirahat

Pernah lose streak atau mengalami kekalahan beruntun saat main game? Pasti rasanya gemes banget dan tidak mau berhenti main game sampai menang. Padahal, hal ini dapat menimbulkan stres, hingga mudah tilting.

Saat sudah kalah lomba blog secara beruntun, cobalah untuk beristirahat sejenak. Lupakan lomba blog dan cari hal lain.

Selesai istirahat, mari menulis lagi!

5. Ikut Lomba Blog Lagi

Namanya lomba blog itu perkara rezeki dan jodoh. Rezeki dari Allah itu tidak akan pernah salah alamat.

Kalau kata brand minuman jadul rasa jeruk yang suka aku minum dulu, selalu ada tulisan coba lagi. Saat kalah, entah kenapa aku selalu teringat minuman tersebut.

Coba lagi, coba terus untuk mengikuti lomba blog. Setelah berbagai kekalahan dan mempelajari kesalahan sendiri dan tulisan dari para juara lomba blog, semoga aku yang akan menjadi juara selanjutnya!

Intinya, jangan pernah “kapok” dalam mengikuti lomba blog.

Mari Tanggapi Pengalaman Kalah Lomba Blog dengan Bijak dan Dewasa

Sebagai mantan atlet sepak bola yang dari dulu sudah dituntut kompetitif dan survive di tim inti adalah hanya yang terbaik, aku menjadi pribadi yang benci kalah, ingin terus menang, dan punya mental kompetitif.

Meski sudah banting stir menjadi penulis, ternyata mental kompetitif itu masih ada. Contohnya adalah dengan mengikuti lomba blog.

Jujur saja, kalah lomba blog itu rasanya menyesakkan, tetapi hal tersebut membuatku jadi lebih dewasa dan bijak, terutama dalam menerima kekalahan. Kalau kalah, itu berarti memang tulisanku tidak berjodoh dengan juri dan ada tulisan orang lain yang lebih baik dari buatanku.

Tulisan ini aku buat setelah aku kalah 2 lomba blog dalam sehari. Ini mungkin termasuk mekanisme koping yang sehat dan bisa aku lakukan. Ditambah lagi, harusnya banyak juga yang relate dengan tulisanku ini, hihihihi.

Semoga kita bisa mempraktekan tulisan ini. Susah? Tentu. Mustahil? Tidak! Lagipula, kondisi lomba blog tidak selalu ideal.

Sebagai penutup, aku ingat saat baca komik dengan niche olahraga, ada quote keren, yaitu: Perbedaan pemenang dan pecundang bisa dilihat dari bagaimana mereka menanggapi kekalahan. Pemenang terus bangkit setelah jatuh, sementara pecundang terus berbaring setelah jatuh.

Semangat terus untuk blogger Indonesia dan kita semua. Mari terus berkarya! Jangan putus asa dan terus berusaha untuk menjadi juara lomba blog ya 🙂

Author