12 Ciri Lowongan Kerja Palsu dan Cara agar Tidak Terjebak Scam
Dengan kemajuan teknologi digital saat ini, kita tidak perlu capek-capek lagi untuk pergi ke perusahaan untuk menitipkan amplop berisikan CV kepada satpam karena sekarang semuanya serba digital alias cukup kirim surel lamaran kerja ke HRD atau job board di platform lowongan kerja, kita bisa langsung melamar kerja. Namun, di balik kemudahan, yaitu mengenali lowongan kerja palsu.
Baik itu full time, kontrak, atau freelancer, semuanya perlu hati-hati terhadap lowongan kerja palsu. Alasannya adalah banyaknya kerugian yang ditimbulkan jika kita sampai terjebak karena hal tersebut. Alih-alih mendapatkan uang dengan bekerja, kita malah kehilangan uang karena tertipu loker palsu.
Ingin tidak terjebak lowongan kerja palsu? Ayo baca blog ini lebih lanjut!
Apa Itu Lowongan Kerja Palsu?
Lowongan kerja palsu adalah lowongan kerja yang diniatkan bukan untuk mencari pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi untuk menipu (scam) orang-orang dengan memanfaatkan psikologis “kebutuhan untuk kerja demi menafkahi/punya uang”.
Sungguh keji sekali niat mulia dari seorang pencari nafkah malah dimanfaatkan untuk menipu.
Ciri Lowongan Kerja Palsu
Berikut ciri dari lowongan kerja palsu:
a. Surel (E-Mail) bukan dengan Nama Domain Perusahaan
Lowongan kerja yang scam biasanya tidak menggunakan nama domain perusahaan pada surelnya atau dengan kata lain surel gratisan seperti gmail.com.
Yah, kalau penulis sendiri sih, tidak akan melamar jika HRD membalas surel dengan gmail.com. Masa perusahaan tidak punya modal hanya untuk beli domain surel saja? Pelit sekali kelihatannya.
Kalau perusahaan besar yang sudah terkenal namanya memakai surel tanpa domain perusahaannya, sudah bisa dipastikan bahwa itu scam.
Note: perusahaan atau agensi kecil biasanya masih menggunakan surel gratisan sebagai surel resmi perusahaannya.
b. Diminta Mengirimkan Sejumlah Uang
Hal ini biasa penulis lihat di curhatan/pertanyaan orang-orang di media sosial. Apakah lowongan kerja yang meminta sejumlah uang itu legit?
Dengan logika sederhana. Sebenarnya cukup simpel. Kita kan bekerja untuk mencari uang, kok malah keluar uang untuk melamar perusahaan? Lagi pula, perusahaan kan juga butuh karyawan, makanya mereka memasang lowongan kerja. Tidak modal amat kalau sampai minta calon pegawai untuk menyetorkan sejumlah uang.
Pikirkan juga koordinasi dengan tim finance/akuntansi mereka saat menerima pemasukan dari calon pegawai yang bisa saja ditolak. Mau dimasukkan ke mana dalam laporan keuangannya?
Jadi, kalau menemukan lowongan kerja yang minta uang saat proses perekrutannya, tinggalkan!
c. Permintaan Data Pribadi yang Berlebihan
Saat melamar kerja, mungkin kita akan dihubungi, lalu disuruh untuk mengisi data di dalam formulir.
Mungkin, terkadang kita melihat ada beberapa kolom yang sebenarnya berlebihan seperti:
- Nomor kartu keluarga
- Nomor KTP
- Nama orang tua
- Nama saudara
- Alamat
- NPWP
Belum juga resmi jadi pegawai, banyak sekali data yang diminta. Lalu, kalau tidak diterima, bagaimana pertanggung jawaban data yang diberikan?
Permintaan data yang berlebihan ini bisa jadi pertanda kalau lowongan kerja tersebut scam.
Jangan sembarangan memberikan data pribadi kita! Dalam CV, cukup cantumkan ini sebagai biodata:
- Nama
- Biodata singkat
- Nomor HP
- Alamat surel
- Tempat dan tanggal lahir
e. Ada Kesalahan dalam Penulisan
Kalau serius butuh pegawai/man power yang bagus, salah satu usaha perusahaan adalah meminimalkan kesalahan dalam penulisan dan memberikan deskripsi yang jelas pada lowongan kerja yang mereka buat.
Kesalahan dalam penulisan bisa terdapat pada:
- Surat undangan jika ada
- Lowongan kerja
- Pesan pada surel/e-mail
- Logo
Pada lowongan kerja dengan bahasa Inggris, grammar yang salah adalah pertanda scam.
f. Alamat Perusahaan Tidak Jelas
Setiap perusahaan, meski hanya punya virtual office, pasti punya alamat resmi dan tertera pada situsnya.
Kalau alamat perusahaan tidak jelas, maka bisa dipastikan lowongan kerjanya scam.
g. Persyaratan yang Terlalu Mudah
Terlalu mudah salah, terlalu sulit juga salah. Kalau terlalu sulit, perusahaan akan sulit mendapatkan kandidat terbaik. Kalau terlalu mudah, maka akan menimbulkan kecurigaan.
Bayangkan, cukup dengan bisa klik HP, maka bisa langsung dapat pekerjaan.
Coba dipikirkan lagi. Kalau pekerjaan mudah seperti itu dapat bayaran sekian besar, tidak ada lagi orang miskin di dunia ini dan semua orang akan mengerjakan hal tersebut.
Jadi, jangan senang dulu kalau persyaratan di lowongan kerjanya terlalu mudah.
h. Too Good To Be True
Contoh paling mudah untuk melihat lowongan kerja palsu adalah too good to be true atau dengan kata lain terlalu utopis.
Contohnya, lowongan A dengan industri B biasanya mendapatkan upah lima juta, tetapi pada lowongan kerja pada entry level yang sama diberikan upah sebesar dua puluh juta.
Wow, empat kali lipat! Siapa yang tidak mau? Eits, jangan sampai terpancing. Itu lah umpan dari scammer untuk menipu korbannya.
Jangan mentang-mentang gajinya selangit, malah langsung dilamar ya! Be realistic!
i. Tidak Menaati Aturan dari Platform
Untuk freelancer, terutama di Fiverr dan Upwork, pasti tidak asing dengan tawaran kerja, tetapi calon klien meyuruh kita untuk melanjutkan pembicaraan di telegram.
Kalau ada kejadian seperti itu, bisa dipastikan kalau lowongan kerjanya adalah scam.
Platform freelancer punya aturan, yaitu semua urusan pekerjaan diwajibkan dilakukan pada platform-nya. Jadi, calon klien yang melanggar aturan itu, besar kemungkinan adalah scammer.
Takut kena potongan dari platform? Lebih baik kena potongan dari platform atau kena potongan besar karena kena tipu?
j. Tidak Ada Nama Perusahaannya di Google SERP (Search Engine Result Page)
Kalau kita menggunakan navigational search intent, kita akan mencari langsung nama brand. Contohnya adalah brand tempat kita melamar pekerjaan.
Nah, salah satu ciri lowongan kerja palsu adalah tidak ada situs perusahaan di SERP, meski kita sudah mengetik nama perusahaannya.
Google yang merupakan mesin pencari yang paling banyak digunakan di dunia saja tidak bisa menemukannya. Jadi, masih mau percaya?
Alternatif dari Google, kita bisa juga mengecek media sosial resmi dan LinkedIn dari perusahaannya.
k. Tidak Ada Info Karir pada Situsnya
Biasanya, situs perusahaan punya halaman khusus untuk pelamar kerja, terutama perusahaan besar.
Kalau saat kita cek tidak ada posisi yang kita lamar di situs tersebut, maka hal itu adalah pertanda dari scam.
l. Ada Testimoni Penipuan
Coba cek kata kunci perusahaan saat sedang googling. Selain tidak ada hasil, salah satu ciri scam adalah berbagai testimoni penipuan dalam SERP.
Bagaimana kalau testimoni penipuan itu buatan buzzer yang ingin merusak bisnis kompetitor? Kalau ada keraguan seperti itu, cek saja situs resmi perusahaannya.
Testimoni penipuan juga bisa dilihat pada nomor di getcontact. Kalau di getcontact ada tag penipu, langsung tinggalkan/blokir nomornya.
Mengapa Lowongan Kerja Palsu Berbahaya?
Lowongan kerja palsu itu berbahaya karena:
a. Merugikan Keuangan Job Seeker
Sejatinya, job seeker mencari kerja untuk mendapatkan uang demi menafkahi keluarganya.
Lowongan kerja palsu dapat merugikan keuangan job seeker, terutama yang memiliki ciri permintaan sejumlah uang saat melamar.
Bukannya mendapatkan uang karena bekerja, job seeker yang tertipu malah kehilangan uang. Sangat merugikan bukan?
b. Menghancurkan Mental Pencari Kerja
Pasti rasanya tidak enak sekali ketika ditipu. Apalagi ketika sudah diiming-imingi gaji yang fantastis, jaminan pekerjaan, benefit yang luar biasa, dan lingkungan kerja yang nyaman.
Karena itulah, kalau job seeker terjebak pada lowongan kerja palsu, maka mentalnya bisa rusak. Apalagi kalau ia sedang memiliki cicilan/utang yang harus segera dibayarkan. Bukannya bertambah karena bekerja, uangnya berkurang dan semakin sulit untuk membayar cicilan/utang.
Bisa jadi karena kena scam lowongan kerja, job seeker mulai punya trust issue, sehingga ketika ada lowongan yang legit, ia mengira scam padahal tidak, sehingga kehilangan kesempatan.
c. Merusak Citra Brand
Lowongan kerja palsu merugikan job seeker saja? Tentu saja tidak. Perusahaan juga bisa kena imbasnya.
Contohnya, kalau nama perusahaan digunakan oleh oknum scammer, maka citra brand yang dibangun bisa rusak.
Cara menanggulanginya adalah dengan memberdayakan tim PR/humas untuk membuat rilis resmi apabila menemukan lowongan kerja palsu.
d. Bocornya Data Pribadi
Salah satu ciri lowongan kerja palsu adalah permintaan data pribadi yang berlebihan.
Nah, karena itulah, kalau kita sampai terjebak, data pribadi kita bisa dibocorkan oleh oknum penipu tadi atau dijual, sehingga bocor ke publik.
Bocornya data pribadi dapat menimbulkan bahaya seperti:
- Dipakai untuk hal-hal yang tidak kita lakukan, misalnya pinjaman online
- Pemerasan/blackmail
- Impersonate
Cara agar Tidak Terjebak Lowongan Kerja Palsu
Jangan khawatir! Ada beberapa cara agar tidak terjebak lowongan kerja palsu kok, yaitu:
a. Tanyakan ke Kontak Perusahaan yang Kita Lamar
Untuk memastikan apakah lowongan kerjanya legit atau tidak, kita bisa menghubungi kontak yang tercantum dari perusahaan.
Jika kontak tersebut memberi tahu kalau memang ada lowongan kerja yang buka sesuai dengan pertanyaan kita, maka lowongan kerja tersebut asli.
b. Riset Banyak Hal dan Jadilah Orang yang Skeptis
Lakukan riset tentang banyak hal pada perusahaan yang (akan) kita lamar.
Contoh hal yang perlu diriset adalah:
- Alamat perusahaan
- CEO perusahaan
- Hasil SERP mesin pencari jika menggunakan navigational search intent/nama brand perusahaan
- Pegawai di perusahaannya (bisa ketik nama perusahaan, lalu cek people untuk mengetahui pegawai yang bekerja di perusahaan yang (akan) kita lamar)
- Nama rekruter/HRD yang menghubungi kita (lebih bagus cek di LinkedIn)
- Tag di getcontact pada orang/rekruter yang menghubungi kita
- Level/median gaji di industri tempat kita bekerja
- Nama klien (khusus freelancer)
c. Patuhi Aturan Platform
Biasanya situs penyedia lowongan kerja khusus freelancer punya aturan kalau seluruh pekerjaan, baik itu komunikasi atau pembayaran, semuanya dilakukan di dalam platform.
Meski potongannya cukup besar, hal ini adalah bentuk proteksi kepada freelancer agar tidak mengalami penipuan. Toh, potongan itu jadi bentuk jasa dari platform, yaitu menghubungkan freelancer dengan klien.
d. Langsung Melamar di Situs Resmi Perusahaan
Daripada lewat situs penyedia lowongan kerja atau perantara lain, lebih baik cek langsung saja lowongan kerja yang tersedia pada laman resmi perusahaan resminya.
Hampir mustahil sebuah perusahaan sengaja memberikan lowongan kerja palsu/scam pada situs resminya. Taruhannya adalah nama baik. Risikonya terlalu besar.
Mari Berhati-Hati Terhadap Lowongan Kerja Palsu!
Kita mungkin tergiur pada lowongan kerja yang mencantumkan gaji fantastis dan syarat yang mudah. Apalagi kalau sudah lama menganggur dan tekanan dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, dan tetangga semakin tinggi karena belum mendapatkan pekerjaan.
Jahatnya, psikologis dari kebutuhan job seeker yang segera butuh pekerjaan dimanfaatkan oleh oknum scammer untuk mendapatkan uang dan merugikan job seeker, karena itu kita perlu hati-hati.
Saat melihat ciri lowongan kerja palsu, langsung lakukan fact check apakah lowongan kerja tersebut asli atau tidak.
Di era digital ini, job seeker harus lebih pintar agar tidak kena scam dari oknum yang menyebarkan lowongan kerja palsu. Yuk lebih hati-hati!
Ingat bahwa kita mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang, bukan untuk mengeluarkan uang!
Pingback: 9 Manfaat Website bagi Perusahaan - Tidak hanya soal Kredibilitas
Your new valuable key points imply much a person like me and extremely more to my office workers. With thanks; from everyone of us.
Hope my blogs can help you 🙂
It’s a shame you don’t have a donate button! I’d certainly donate to this brilliant blog! I suppose for now I’ll settle for book-marking and adding your RSS feed to my Google account. I look forward to fresh updates and will talk about this blog with my Facebook group. Chat soon!
hi, should I install donate plugin? Thank you for the appreciation 🙂