Skill yang harus Dikuasai oleh Content Writer – Tidak hanya Menulis!
Setiap orang yang menggeluti suatu profesi pastinya harus punya skill yang sesuai dengan profesinya agar bisa memberikan output terbaik dalam tugas mereka. Tentunya content writer bukanlah pengecualian. Ada banyak skill content writer yang harus dikuasai jika mau menjadi seorang content writer.
Tidak hanya hard skill saja loh, tetapi juga soft skill! Berikut skill yang harus dikuasai oleh content writer!
Disclaimer: ini merupakan observasi dan opini penulis selama menjadi content writer selama 3 tahun.
Hard Skill yang harus Dikuasai oleh Content Writer
a. Membaca
Penulis sengaja mencantumkan “membaca” pada yang pertama. Alasannya adalah karena semua tulisan hebat dari skill membaca yang hebat.
Tanpa membaca dengan baik, hasil tulisan kita akan buruk. Bagaimana cara kita punya knowledge tanpa membaca?
Membaca di sini tidak hanya cepat, tetapi juga memahami isi dan menginterpretasikan jawaban tersurat/tersirat dari apa yang kita baca.
b. Meriset
Content writer erat dengan namanya riset. Tentunya sebagai penulis, kita tidak ingin dicap sok tahu atau aneh saja kalau suatu tulisan tidak ada referensi, kecuali dari pengalaman pribadi.
Melakukan riset suatu topik adalah skill yang harus dikuasai content writer agar tulisannya tidak hoax dan berkualitas.
Melakukan riset ini ada banyak macamnya. Bisa berupa:
- Googling
- Membaca buku
- Mewawancarai narasumber
- Menonton video
c. Menjelaskan Suatu Hal dengan Simpel
Menjelaskan suatu hal dengan simpel itu tidak hanya skill pengajar, tetapi juga content writer.
Content writer yang handal dapat menjelaskan suatu hal/konsep rumit dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Analogi biasanya jadi andalan untuk menjelaskan suatu konsep rumit dalam bahasa sederhana.
d. Menyunting
Meski menyunting adalah pekerjaan editor, penulis juga wajib punya skill tersebut.
Sebelum meyerahkan draft pertama kepada editor, sebaiknya kita melakukan swasunting/self editing untuk melihat apakah ada kesalahan yang kita lewatkan.
e. Tata Bahasa
Menulis adalah bentuk komunikasi. Tentunya ada aturan yang harus kita ikuti, contohnya adalah tata bahasa.
Ketika aturan tata bahasa bisa kita pahami, maka akan sangat mudah untuk menulis. Apalagi jika kita punya banyak kosakata dan tahu cara menggunakan kosakata tersebut dalam berbagai kalimat/paragraf. Tulisannya pasti bagus sekali.
f. Marketing
Content writer biasanya adalah anggota dari tim marketing, sehingga sebaiknya content writer juga punya pengetahuan soal marketing dasar.
Bahkan, seorang content writer juga dianjurkan untuk menguasai copywriting. Skill tersebut akan berguna ketika tujuan artikelnya adalah untuk conversion.
g. Menulis
Tentu saja, seorang content writer wajib bisa menulis 🙂
Soft Skill yang harus Dikuasai oleh Content Writer
a. Mau Menerima Kritik
Content writer akan bekerja sama dengan editor atau kurator. Draft tulisan mereka akan dinilai dan diperbaiki oleh mereka sebelum akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat.
Terkadang, kita akan menerima kritik terhadap tulisan kita. Sakit? Tentu saja, karena tulisan kita adalah bagian dari diri kita.
Namun, kedewasaan dibutuhkan di sini. Soft skill wajib pertama dari content writer adalah mau menerima kritik. Jika tidak mau dapat kritik, sebaiknya jalani profesi lain saja.
b. Berhubungan Baik dengan Editor/Klien
Seperti yang telah dijelaskan di poin a. Content writer akan bekerja sama dengan editor. Jadi, usahakan untuk punya hubungan baik dengan mereka.
Dulu penulis punya pengalaman punya hubungan yang kurang baik dengan editor, sehingga editor sangat tendesius menyerang tulisan penulis dan penulis sendiri akhirnya naik pitam kepada editor. Ujungnya, kami tidak bekerja sama lagi.
Untungnya itu adalah freelance. Kalau full time? Tentu akan berbahaya. Jadi, upayakan untuk jaga hubungan baik dengan editor.
Jika kamu adalah penulis lepas, maka soft skill yang harus dikuasai adalah berhubungan baik dengan klien.
c. Adaptif/Bisa Beradaptasi
Jika kamu freelance content writer atau bekerja di agensi, harusnya ada pengalaman menangani tulisan untuk berbagai niche.
Adaptif adalah soft skill yang harus dikuasai oleh content writer, karena bisa jadi, kita tidak hanya menulis di satu niche/topik saja, apalagi kalau kamu bekerja di agensi.
d. Manajemen Waktu
Content writer juga punya hubungan erat dengan deadline. Setiap tulisan pastinya punya deadline masing-masing.
Untuk bisa disiplin waktu, tentunya kita sebagai content writer juga wajib punya manajemen waktu yang baik.
Editor juga akan senang kalau punya penulis yang disiplin dengan deadline.
e. Berpikir Kritis
Seorang content writer yang baik akan menggunakan lebih dari satu referensi, sehingga mereka perlu berpikir kritis untuk melihat berbagai perspektif dan akhirnya mendapatkan kesimpulan dan menulisnya pada artikel mereka.
f. Resolusi Konflik
Content writer juga ikut berkolaborasi dengan berbagai pihak, meski biasanya hubungan paling dekat adalah dengan editor/klien sendiri.
Sayangnya, tidak semua hubungan kerja bisa berjalan lurus. Jadi, content writer harus punya skill resolusi konflik, terutama jika berhadapan dengan editor/klien sendiri.
g. Empati
Empati ini sebenarnya tidak hanya soft skill yang haarus dikusai oleh content writer, tetapi juga marketer secara umum.
Pakailah empati untuk bisa mengetahui apa sih yang sebenarnya pembaca kita inginkan dari tulisan kita.
Hard Skill dan Soft Skill Sama-Sama Penting bagi Content Writer
Jadi, tidak hanya soal hard skill saja. Content writer juga harus menguasai soft skill agar pekerjaan mereka lancar. Tentunya kita tidak ingin tulisan bagus, tetapi hubungan buruk dengan editor. Hasilnya juga tidak akan baik.
Mari kuasai hard skill dan soft skill agar kita bisa bertahan dan sukses dalam menapaki jenjang karir sebagai content writer!