Content WritingSEO

Readability – Semakin Mudah Konten Dibaca = Semakin Baik?

Memastikan konten kita mudah terbaca (readability yang bagus) tentu saja jadi kewajiban sebagai penulis, editor, kreator, atau pun SEO specialist.

Masalahnya, bukankah hal ini subjektif? Setiap orang pasti punya kapasitas membaca dan literasi yang berbeda-beda.

Di dunia SEO sendiri, mungkin kamu sudah familiar dengan alat seperti Yoast dengan fitur readability-nya.

Jadi, apakah readability itu penting?

Apa Itu Readability?

Readability adalah seberapa mudah konten dibaca atau dikonsumsi oleh user. Semakin mudah dibaca, berarti readability-nya makin bagus.

Mungkin bisa dibilang penganut plain writing adalah pemenangnya karena semakin plain suatu tulisan, maka akan semakin mudah untuk dibaca oleh berbagai kalangan.

Apa saja yang Memengaruhi Tingkat Keterbacaan (Readability) suatu Konten?

a. Kesalahan dalam Penulisan

Semakin banyak kesalahan dalam penulisan, maka akan semakin sulit kontennya untuk dibaca.

Beberapa contoh kesalahan dalam penulisan adalah:

b. Ukuran Font

Semakin kecil font, maka akan semakin sulit suatu konten untuk dibaca (readability semakin buruk). Bahkan, mengatur ukuran font menjadi 0 termasuk teknik black hat SEO bernama hidden text.

Atur ukuran font agar bisa dibaca oleh pembaca dengan jelas.

Ukuran font yang terlalu besar juga dapat menyulitkan pembaca, bahkan kurang enak dilihat.

c. Diksi

Semakin berat dan kompleks diksinya, maka akan semakin sedikit juga yang mengerti tulisannya. Karena itulah, jangan pakai diksi untuk calon magister jika audience persona-nya adalah anak SMA.

d. Bahasa

Bahasa yang  digunakan juga jadi penentu tingkat keterbacaan. Bahasa yang populer atau native tentu akan lebih mudah dibaca. Sementara itu, jika bahasanya campur-campur kayak bahasa Jaksel akan susah dimengerti.

Tata bahasa yang salah seperti SPOK yang ruwet dan muter-muter akan membuat tulisan semakin sulit dibaca bahkan berpotensi menimbulkan kalimat ambigu.

e. Makna

Semakin sedikit makna dari suatu kata, maka akan semakin mudah untuk dibaca dan menginterpretasikannya.

Kalimat ambigu tentunya punya tingkat keterbacaan/interpretasi yang lebih sulit karena punya lebih dari satu makna.

f. Warna

Semakin selaras warna tulisan/huruf dengan background-nya, maka tulisannya akan semakin sulit dibaca.

Karena inilah, disarankan menggunakan warna yang komplemen satu sama lain (tulisan dan background).

g. Kemampuan Penulis

Tentu saja kemampuan penulis dalam menulis akan memengaruhi keterbacaan suatu tulisan. Semakin jago penulisnya, sebuah tulisan akan semakin mudah dibaca.

Karena inilah, dalam menulis, sebaiknya paparkan dengan diksi yang sederhana, tidak usah belagak pakai diksi yang hanya bisa dimengerti profesor, padahal target pembacanya masih SMA.

h. Literasi Pembaca

Kalau literasi pembacanya tinggi, mau seberat atau sepanjang apa pun bahasan kontennya (seperti konten panjang), pasti tingkat keterbacaannya sangat tinggi.

Jadi, makin menguatkan kalau readability suatu konten tuh sebenarnya relatif.

i. Kalimat Aktif

Kalimat aktif memiliki readability yang lebih baik daripada kalimat pasif.

Apakah Readability suatu Konten Memengaruhi SEO?

Readability yang biasa tertera pada plugin Yoast bukan merupakan ranking factor, namun kita perlu mengetahui audience/buyer persona kita agar target pembaca tulisan kita bisa mengerti apa yang kita tulis.

Tentu saja jangan lupa bahwa keterbacaan yang baik itu bagus untuk user experience.

Bagaimana Cara Meningkatkan Tingkat Keterbacaan (Readability) suatu Tulisan?

a. Ketahui Target Pembaca

Membuat tulisan untuk lulusan SD tentunya berbeda dengan target mahasiswa pasca sarjana. Sesuaikan diksi dan tulisan yang digunakan agar target pembaca mengerti tentang tulisanmu.

Kalau ada yang mengkritik tulisanmu, tetapi bukan merupakan target pembaca, anggap angin lalu saja dan move on.

b. Gunakan Tata Bahasa yang Benar

Menggunakan tata bahasa yang benar, apa pun bahasa yang digunakan menjadi kunci dalam readability yang baik.

Contohnya, kalau di bahasa Indonesia, gunakan SPOK dan kalimat majemuk/kata hubung, sementara di bahasa Inggris, penggunaan tenses harus pas.

c. Pakai Font yang Tepat

Font yang tidak jelas baik style, ukuran, dan warnanya akan menyulitkan pembaca. Jadi, jangan gunakan font dengan ukuran terlalu besar/kecil atau style yang nyeleneh, apalagi warna yang selaras dengan background.

d. Perbanyak Membaca

Semakin banyak membaca, pilihan kosakata juga semakin meningkat. Ini penting agar tingkat keterbacaan tulisan semakin mudah untuk dibaca karena opsi diksi juga semakin bertambah.

e. Tidak Melewatkan Proses Penyuntingan

Tentu saja proses satu ini tidak boleh lewat kalau tulisan mau bagus sekali readability-nya, yaitu tidak melewatkan proses penyuntingan.

Pada draft pertama, pasti kita akan melakukan kesalahan seperti typo. Belum lagi kalimat yang tidak efektif atau terkesan kurang nyambung.

Baik itu memakai AI atau manual, namanya menulis di draft pertama pasti ada kesalahan, jadi, jangan lupa menyunting ya!

f. Gunakan Header Tag

Header tag akan membuat tulisan terlihat terstruktur. Dari judul utama sampai sub judul akan punya semacam sambungan yang konek satu sama lain.

Daripada paragraf panjang yang membosankan dan sulit dibaca, lebih baik berbagai bahasan dipecah menjadi beberapa sub judul. Karena itu, jangan lupa buat outline!

g. Gunakan Kalimat Aktif

Kalimat aktif dapat meningkatkan readability karena strukturnya yang simpel. Bahkan kalimat intransitif cukup butuh subjek dan predikat saja.

Semakin Mudah Dibaca, Semakin Baik!

Tulisan itu tujuannya memang untuk dibaca, jadi buatlah tulisan yang readability-nya sangat mudah. Kalau bisa bahkan sampai anak sekolah bisa paham dengan apa yang kita tulis. Namun, kembali lagi semua berujung ke target audience persona.

Kalau kita sudah capek-capek nulis, tapi orang-orang yang jadi target pembaca kita tidak paham atau parotting, sangat disayangkan bukan?

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *