Content WritingCopywritingE-Mail MarketingSEO

7 Cara Membuat Testimoni agar Penjualan Meningkat

“Hai, bagaimana testimoni dari produk/jasa kami? Apakah boleh kami publikasikan testimoninya?” Pertanyaan tersebut mungkin diterima oleh orang yang diajak kerja sama oleh brand. Meski demikian, cara membuat testimoni meski hitungannya berada di level advocacy pada marketing funnel tetap ada caranya tersendiri.

Nah, bagaimana cara membuat testimoni yang bagus?

Apa Itu Testimoni?

Menurut kamus Merriem-Webster, testimoni adalah pernyataan/deklarasi tentang dukungan terhadap suatu produk/jasa. Atau bisa kita bilang review produk/jasa.

Kalau kita lihat dari definisinya, konten ini paling cocok untuk pembaca yang siap untuk bertransaksi atau dengan kata lain berada di fase paling bawah pada funnel marketing (advocacy).

Mengapa Testimoni Penting dalam Marketing?

Testimoni itu penting karena:

a. Membangun Kepercayaan Terhadap Brand dan Produk/Jasa

Pernah tidak melihat produk/jasa yang kelihatannya keren atau menggiurkan, tetapi belum pernah ada testimoni atau orang yang beli? Rasanya ada keraguan untuk membelinya bukan?

Nah, di situlah peran dari testimoni. Dengan adanya testimoni (terutama positif), calon klien akan lebih percaya terhadap brand dan produk/jasa yang kita. Awalnya ragu menjadi langsung ingin membelinya.

“Toh, kan orang yang beli di sini kan merasakan testimoni positif, berarti aman dong”.

Ingat, dapatkan kepercayaan calon klien dulu. Kita sendiri juga tidak akan membeli produk yang tidak kita percaya bukan?

Setelah kepercayaan didapatkan, jangan kecewakan klien. Kepercayaan itu sulit didapatkan, tetapi hilangnya sangat mudah dan tidak gampang untuk membangunnya kembali. Pastikan setelah klien membeli produk/jasa, optimalkan CRM (customer relationship management).

b. Membantu dalam Convertion

Konten testimoni sangat membantu dalam convertion, entah itu untuk menjadi leads atau closing.

Saat pengunjung mengunjungi situsmu, maka hal yang perlu dilakukan adalah mendapatkan perhatian mereka secepat mungkin. Salah satu yang bisa membuat mereka tertarik adalah testimoni produk/jasamu.

Bahasa umum marketing-nya adalah social proof di mana seseorang mencari testimoni atau rekomendasi dari pembeli sebelumnya. Faktor ini menjadi penentu dalam pengambilan keputusan: apakah calon klien akan membeli atau tidak?

c. Menunjukkan Bagaimana Produk/Jasa Menyelesaikan Masalah

Meski kita bisa memberi tahu bagaimana produk/jasa kita menyelesaikan masalah calon klien di landing pagefeel-nya pasti akan beda kalau klien yang menjelaskan tentang prosesnya kepada pembaca lewat testimoni.

Mirip seperti saat mendengar “saya adalah orang hebat karena bikin 100 gol” dan “dia orang yang hebat karena mencetak 100 gol”. Keduanya pasti terdengar berbeda.

d. Memberi Tahu Kelebihan yang Tidak Diketahui Sebelumnya

Saat memberikan testimoni secara jujur, kita bisa melihat perspektif klien dalam produk/jasa kita. Bahkan bisa jadi ternyata kita belum mengetahui bahwa ada kelebihan yang belum kita ketahui, tetapi diceritakan pada testimoni klien.

Hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk dieksplorasi lebih lanjut agar sales, marketing, dan branding semakin mantap performanya.

Bagaimana Cara Membuat Testimoni?

a. Tentukan Media yang Cocok

Untuk membuat testimoni, kita perlu menentukan dulu media apa yang paling cocok. Apakah:

Memasukkan ketiganya tidak masalah. Yang terpenting pesan testimoninya tersampaikan.

Testimoni dari cerita memang terlihat bagus, tetapi dukungan visual akan sangat membantu. Ingat ada proverb seeing is believing“.

b. Siapkan Alat untuk Membuat Testimoni

Jika foto, maka perlu kamera dan photoshop. Kalau tulisan, maka perlu content management system, lalu video memerlukan video recorder dan alat untuk mengeditnya.

Dari media yang ditentukan untuk jadi testimoni, jangan lupa untuk menyiapkan alat yang sesuai.

c. Tentukan Di Mana Testimoninya akan Ditempatkan

Di mana tempat testimoninya akan ditempatkan? Apakah di landing page khusus? Atau di home page? Atau malah dikemas dalam bentuk blog?

Jangan lupa ditentukan tempat testimoninya ya.

Testimoni di situs lain juga bisa. Akan lebih baik kalau ternyata klien yang mau testimoni punya blog pribadi. Mereka bisa menulis sendiri testimoni di blog pribadinya. Siapa tahu bisa dapat tambahan backlink berkualitas.

d. Pastikan yang Menulis Testimoni Tidak Terikat/Ada Larangan

Untuk diketahui, ada profesi yang dilarang memberikan promosi secara langsung. Contohnya, dokter tidak boleh mempromosikan produk kesehatan (kode etik kedokteran).

Jadi, daripada kena masalah ke depannya, pastikan kalau orang yang memberikan testimoni aman dari larangan-larangan soal periklanan/testimoni.

e. Ceritakan Proses Lengkap dari Sebelum Memakai Produk/Jasa, Progres yang Dialami, hingga Hasil yang Didapatkan

Meski testimoni memang konten yang hard selling, manusia itu tetap tidak suka “dijualin”, tetapi mereka suka mendengar/membaca cerita.

Cara membuat testimoni yang bagus adalah dengan teknik storytelling. Kita bisa menceritakan tentang:

  • Keadaan/masalah yang tidak terselesaikan sebelum memakai produk/jasa
  • Dari mana kita menemukan produk/jasa
  • Mengapa pada akhirnya beli produk/jasa
  • Pengenalan singkat tentang brand
  • Progres yang dialami dan manfaat yang dirasakan
  • Hasil akhir (kesuksesan)
  • Rekomendasi/ajakan untuk beli produk/jasa

Meski testimoni bisa memakai teknik storytelling untuk meningkatkan penjualan, tetap jangan langsung jualan. Calon klien yang ada malah kabur duluan.

f. Tekankan pada Pain Point dan Manfaat yang Dirasakan serta Kerugian kalau Tidak Pakai Produk/Jasa

Pada storytelling testimoninya, berikan penekanan pada pain pointterutama sebelum membeli produk/jasanya. Lalu, fokus pada manfaat dan kelebihan serta kerugian mengapa tidak memakai produk/jasa ini dari dulu.

g. Masukkan Call to Action

Gunakan call to action agar pembaca testimoni bisa melakukan hal yang kita inginkan, yaitu melakukan pembelian atau menjadi leads dengan memberikan nomor HP/alamat surel.

Beberapa hook seperti “ingin sukses” atau “ingin merasakan” bisa jadi hook yang bagus dalam call to action-nya. Pancing FOMO dalam diri pembaca dengan diksi tersebut.

Bagaimana Cara Mendapatkan Testimoni Positif?

Mirip dengan backlink berkualitas, sebenarnya kita bisa juga mendapatkan testimoni positif secara alami.

Caranya adalah:

  • Berikan produk/jasa yang terbaik
  • Profesional
  • Bersikap baik kepada klien
  • Lakukan CRM (Customer Relationship Management)
  • Menjaga reputasi
  • Diliput oleh media saat sedang ada terobosan baru

Kita juga bisa meminta klien kita untuk dibuatkan testimoni mereka, tetapi jangan lupa untuk minta consent-nya.

Cara Membuat Testimoni Itu Mudah, tetapi harus Jujur

Kalau dilihat, cara membuat testimoni itu mudah bukan? Meski demikian perlu ada alat untuk membuatnya (tergantung medianya) dan banyak hal lainnya yang perlu diperhatikan.

Testimoni yang kita buat itu sebaiknya dibuat secara jujur. Kalau palsu, sebenarnya akan terlihat dengan jelas seperti kesalahan dalam deskripsi produk/jasa atau ada kontradiksi dalam testimoninya. Misalnya, toko A buka jam 9 pagi, tetapi di testimoninya buka jam 7 pagi.

Sebagai tambahan, kalau kita pandai membuat testimoni, sebenarnya hal tersebut bisa jadi kunci untuk menang lomba blog atau content placement loh karena brand pasti butuh review/testimoni positif.

Mari buat testimoni positif yang jujur agar produk/jasa seseorang bisa berkembang, tetapi jangan lupa untuk menilai apakah produk/jasanya layak diberikan testimoni positif atau tidak?

Referensi:

Kode Etik Kedokteran Indonesia sebagai Penjaga Profesionalitas Dokter Oleh Wahyu Andrianto

https://www,wyzowl.com/why-testimonials-are-important/

https://www.merriam-webster.com/dictionary/testimonial#dictionary-entry-1

Author

3 thoughts on “7 Cara Membuat Testimoni agar Penjualan Meningkat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *