Content Writing

Cara Membuat Artikel – Panduan Khusus untuk Pemula

“Bagaimana ya cara membuat artikel? Kok rasanya stuck mulu saat sedang menulis?” Apakah hal itu adalah salah satu keluh kesahmu saat sedang mencoba untuk membuat artikel?

Jika iya, penulis punya kabar baik! Artikel ini akan menjawab keluh kesahmu.

Berikut cara membuat artikel secara umum dan cocok diterapkan untuk pemula!

1. Pilih Topik/Tema Artikel

Dalam cara membuat artikel, hal paling pertama untuk dilakukan adalah menentukan topik/tema dari artikelnya. Bukan judul ya. Justru menentukan judul adalah yang terakhir karena judul harus menjawab seluruh isi artikel.

Bagaimana cara menentukan tema artikel? Cara termudah adalah memilih tema yang disukai atau sudah ahli di bidangnya. Contohnya, dokter cocok untuk menulis di tema kesehatan dan pemain sepak bola menulis tentang ulasan pertandingan sepak bola.

2. Tentukan Target Pembaca

Setelah memilih topik yang cocok, tentukan target pembaca yang akan membaca tulisanmu. Mengapa hal ini penting? Karena setiap tulisan itu punya pasarnya sendiri. Jangan gunakan artikel dengan bahasa akademisi S2 jika target pembacamu adalah anak SMP. Jangan pula menulis dengan bahasa gaul, padahal target pembacamu adalah dosen.

3. Buat Outline/Kerangka Artikel

Setelah menentukan tema dan target pembaca, apakah bisa langsung menulis? Jawabannya adalah tidak! Buat dulu outline atau kerangka dari artikelmu. Misalnya, kalau kamu mengulas tentang suatu pertandingan sepak bola, maka outline-nya adalah gambaran pertandingan di babak pertama, kedua, perpanjangan waktu, dan adu penalti.

Dengan outline/kerangka yang jelas, riset untuk pembuatan artikel juga akan menjadi lebih mudah. Untuk blog, kita bisa menggunakan header tag.

4. Mulai Riset

Setelah kerangka konten jadi, waktunya untuk meriset agar tulisan yang kita tulis faktual dan terbukti kebenarannya.

Cara riset yang bisa dilakukan adalah:

  • Wawancara dengan narasumber
  • Googling atau menggunakan mesin pencari lainnya
  • Membaca buku, jurnal ilmiah, dll.
  • Bertanya ke ahli dalam tema yang kita tulis
  • Memakai chatGPT (lalu cek fakta dari jawaban AI tersebut)

Jangan lupa untuk mengonfirmasi apakah artikel yang kita tulis sudah faktual atau belum. Misinformasi akan sangat berbahaya, terutama untuk artikel bertipe YMYL (Your Money Your Life). Contoh konten YMYL adalah jalur evakuasi bencana alam, penanganan serangan jantung, metode CPR, dll.

To put it simply, artikel YMYL adalah artikel yang kalau informasinya salah, maka bisa menimbulkan korban jiwa.

5. Buat Pembuka yang Menarik

Pembuka dalam artikel akan menentukan apakah orang yang membaca artikel kita akan membacanya sampai habis atau berhenti sampai di pembuka saja.

Contoh pembuka artikel yang baik adalah:

  • Menunjukkan urgensi mengapa artikel harus dibaca sampai habis
  • Memuat data faktual
  • Berinteraksi dengan pembaca
  • Memancing emosi pembaca (penasaran, takut, senang, dll.)
  • Tidak mengulang judul
  • Singkat, jelas, padat
  • Informasi dengan sudut pandang yang menarik

6. Tulis Isi Artikel sesuai dengan Kerangka yang Ditentukan

Setelah pembuka selesai, tulis isi artikel sesuai dengan kerangka artikel yang ditentukan. Jangan sampai melebar atau keluar jalur karena akan membuat artikel tidak sesuai dengan kerangkanya atau menimbulkan pertanyaan yang tidak dijawab dalam artikel.

7. Buat Penutup yang Menjawab Isi Artikel

Setelah isi artikel selesai, waktunya membuat penutup artikel.

Contoh penutup artikel yang baik adalah:

Penutup seperti apa yang kamu suka? 😀

8. Tentukan Judul

Setelah draft artikel pertama (pembuka-isi-penutup) selesai, waktunya menentukan judul.

Sebuah judul yang baik tidak hanya sekedar memancing pembaca untuk membacanya, tetapi relevan dan merupakan rangkuman dari keseluruhan artikel.

Jangan terlalu clickbait apalagi judul tidak sesuai dengan isi artikel. Kalau judul tidak sesuai isi, pembaca pasti akan kecewa.

9. Sunting Artikel

Loh belum selesai? Tentu saja. Draft pertama artikel itu pasti selalu ada kesalahannya. Penulis profesional sekalipun pasti akan membuat kesalahan di draft pertamanya. Karena itulah, di dunia ini ada pekerjaan bernama editor atau penyunting.

Tulisan yang bagus adalah tulisan yang sudah direvisi berkali-kali. Tidak ada tulisan pertama di dunia ini yang pasti bagus.

Kalau tidak ada orang lain yang menyunting artikel kita, cobalah untuk melakukan self-editing atau menggunakan alat-alat pengecek typo.

10. Cek Level Plagiarisme

Penulis yang baik dan beretika tidak akan menjiplak persis tulisan orang lain karena paham akan sulitnya membuat artikel dan merupakan bagian dari etika menulis.

Jangan sampai sengaja menjiplak karya orang lain tanpa izin, lalu menggunakannya untuk kebutuhan komersial (bukan untuk komersial saja tidak beretika).

Kalau level plagiarisme terlalu tinggi, pertimbangkan untuk menyunting ulang artikel.

Agar level plagiarisme rendah, kita bisa menggunakan banyak referensi seperti jurnal ilmiah saat menulis. Jangan mengandalkan satu referensi saja. 

Parafrase kalimat dari sumber juga jangan menggunakan spinner. Penulis sejati akan memparafrase kalimat dengan kreativitasnya sendiri!

Mengecek level plagiarisme adalah bagian terakhir dari cara membuat artikel untuk pemula. Sudah siapkah kamu untuk menulis?

Mari Menulis!

Begitulah cara membuat artikel secara umum dan bisa diterapkan untuk pemula.

Bagaimana cara menulis yang lebih advanced seperti dengan kaidah SEO? Hal tersebut ada panduannya tersendiri, tetapi tidak jauh berbeda dengan cara yang ditulis disini.

Happy writing! 😀

Author