Inverted Pyramid – Piramida Terbalik sebagai Tenik Menulis
Terdapat berbagai teknik menulis, contohnya free writing. Namun, ada juga teknik bernama inverted pyramid yang lumrah sekali digunakan untuk menulis berita.
Wah, inverted pyramid, berarti piramida terbalik ya? Apa kelebihan dan kekurangannya? Bagaimana cara memakai teknik ini?
Apa Itu Teknik Inverted Pyramid?
Teknik inverted pyramid adalah teknik menulis di mana informasi terpenting diletakkan paling atas dan yang paling tidak penting atau informasi nice to know/trivial ditaruh paling bawah. Penjelasan sederhananya, informasi dalam penulisan dengan teknik ini diurutkan dari paling penting hingga paling tidak penting.
Teknik ini sendiri sering digunakan oleh jurnalis untuk menulis berita seperti breaking news. Namun, online marketer juga bisa memakai teknik inverted writing jika kontennya cocok dengan style atau tujuan artikel mereka.
Sejarah Singkat Teknik Inverted Pyramid
Dikutip dari The Power MBA, teknik inverted pyramid diciptakan dari teknologi tua, yaitu telegraf. Saat informasi ditransfer melalui teknologi tersebut, sebenarnya secara logika, tentu saja informasi yang paling penting harus disampaikan terlebih dahulu.
Hingga sekarang, teknik ini banyak dipakai oleh jurnalis. Bahkan orang marketing juga menggunakannya pada konten mereka.
Kelebihan Teknik Inverted Pyramid
a. Straight To The Point
Karena tulisan dengan teknik ini memberikan poin terpenting terlebih dahulu, maka tulisannya akan straight to the point. Hal ini penting untuk penulisan berita karena orang butuh inti informasi secepatnya ketika membaca berita.
b. Membantu Pembaca untuk Scanning
Kalau pembacanya suka scanning, mereka terbantu dengan tulisan yang memakai teknik inverted pyramid. Mereka akan langsung scanning bagian paling atas atau bagian atas tulisan untuk mengetahui mana yang paling penting dan mana yang trivial.
c. Gagasan Pokok yang Mudah Ditemukan
Gagasan pokok dari tulisan yang menggunakan teknik inverted pyramid sangat mudah ditemukan, yaitu di paling atas tulisan/pembuka. Bahkan, gagasan pokoknya (biasanya) akan bersifat eksplisit, jadi mudah dicerna oleh semua kalangan.
Kekurangan Teknik Inverted Pyramid
a. Kurang Cocok untuk Konten Panjang/Komprehensif
Konten yang panjang atau komprehensif kurang cocok untuk memakai teknik inverted pyramid karena belum tentu bagian paling penting harus berada di awal tulisannya. Justru, struktur tulisan yang dibuat tidak berdasarkan seberapa penting informasinya, tetapi dari pengenalan hingga kesimpulan.
b. Tidak Pas untuk Storytelling
Ketika storytelling, pastinya tidak boleh tergesa-gesa untuk menyampaikan poin paling penting. Justru, fokusnya ada di mengarahkan pembaca untuk mau membaca/mendengarkan ceritanya hingga terbawa suasana. Kalau langsung memberi tahu apa yang paling penting, bisa terjadi spoiler, sehingga pembaca malas untuk lanjut membaca storytelling-nya.
c. Bisa Membuat Aliran Informasi jadi Kurang Mengalir
Sayangnya, tidak semua konten cocok dengan inverted pyramid. Penggunaan teknik ini secara salah akan mengakibatkan tulisan jadi tidak enak dibaca. Misalnya, kalau dari struktur, harusnya why dulu, justru informasi how duluan yang disajikan.
Bagaimana Cara Memakai Teknik Inverted Pyramid?
Pada dasarnya, cara memakai teknik inverted pyramid tidak jauh beda dengan membuat artikel biasa. Namun, ada sedikit perbedaan karena faktor seberapa penting suatu informasinya.
a. Riset/Mencari Ide
Untuk awal, jelas sekali kalau kita harus mencari ide tulisannya dulu.
Selain mencari ide, kita juga bisa riset tentang apa saja informasi yang berguna untuk pembaca atau dengan kata lain worth it untuk dibaca.
b. Identifikasi Poin Penting
Setelah memutuskan apa idenya, rumuskan poin penting tentang apa saja yang harus dibahas dan dijadikan kerangka/outline.
c. Bentuk Kerangka/Outline “Kasar”
Pembentukan kerangka kasar ini masih belum berdasarkan seberapa penting suatu poin atau pembahasan. Mirip-mirip dengan menyetok ide outline dulu, penyusunannya baru kemudian.
d. Urutkan Kerangka/Outline Berdasarkan Seberapa Penting suatu Informasi
Outline kasar jadi, waktunya kita mengurutkannya. Urutannya adalah berdasarkan dari yang paling penting, hingga yang trivial (kurang penting).
e. Mulai Menulis
Mulailah menulis dari informasi yang terpenting terlebih dahulu. Untuk artikel, tidak masalah kalau merupakan opini. Namun, kalau tulisannya adalah berita, fokus pada fakta.
f. Perkaya Tulisan dengan Informasi Tambahan
Informasi paling penting pada tulisan harus di-support loh, jangan biarkan ia berdiri sendirian.
Support-nya adalah dengan informasi tambahan. Contoh informasi tambahan adalah:
- Data
- Statistik
- Sejarah
g. Buat Penutup
Penutup dari tulisan yang menggunakan teknik ini biasanya berupa rangkuman atau kesimpulan.
Untuk berita, kesimpulan biasanya bersifat subjektif, karena itu kita harus hati-hati dalam membuatnya.
h. Proses Penyuntingan
Draft pertama beres, waktunya proses penyuntingan.
Penyuntingan ini tidak sekedar memperbaiki kesalahan seperti typo, tetapi juga hal lain seperti apakah penulisannya sudah menggunakan teknik inverted pyramid dengan benar atau belum.
Bisa saja ternyata poin terpenting dalam tulisannya justru berada di tengah. Karena itu, jangan lewatkan proses penyuntingan!
Siap Memakai Teknik Inverted Pyramid?
Menulis dengan teknik inverted pyramid sangat lumrah dilakukan oleh jurnalis, namun juga bisa dipakai oleh marketer atau content writer.
Pada intinya, teknik menulis ini adalah memfokuskan hal yang paling penting untuk dibahas duluan. Informasi trivial diletakkan di akhir.
Apakah kamu pernah atau sering memakai teknik ini?
Happy writing!
Referensi:
Inverted pyramid: what is it, what is it for and how to use it?
https://www.nngroup.com/articles/inverted-pyramid/
https://owl.purdue.edu/owl/subject_specific_writing/journalism_and_journalistic_writing/the_inverted_pyramid.html