Kesalahan dalam SEO yang perlu Dihindari oleh Praktisi SEO dan Pemilik Website
Manusia itu tidak luput dari kesalahan, begitu pula dengan praktisi SEO. Bisa saja mereka melakukan kesalahan dalam SEO yang mereka lakukan. Akibatnya bisa punya impact kecil mau pun besar.
Jadi, apa saja kesalahan dalam SEO yang harus kita hindari? Pemilik membaginya berdasarkan tiga hal, yaitu mindset, teknis, dan komunikasi. Berikut contoh-contohnya:
Disclaimer: tulisan ini bersifat opini. Jadi, feel free untuk agree to disagree 🙂
Kesalahan dalam SEO (Mindset)
a. Mengharapkan Hasil yang Terlalu Cepat
SEO adalah investasi jangka panjang, bagaikan membangun reputasi, tentunya tidak bisa dibangun dalam satu malam.
Kalau ingin melihat hasil yang cepat, lebih baik pakai paid ads dulu saja.
b. SEO hanya tentang Backlink
SEO tidak hanya sekedar backlink, namun juga on-page dan technical SEO.
Menganggap SEO hanya tentang backlink saja itu mirip dengan katak dalam tempurung. Pengetahuannya sempit, sehingga tidak bisa melihat lebih luas pada aspek yang lain.
Backlink itu penting untuk SEO karena Google memakai link untuk menemukan dan meningkatkan otoritas situs, tapi jangan terlalu fokus hanya di situ saja. Pada hakekatnya, backlink adalah sitasi atau vote 🙂
c. Berpikir bahwa SEO hanya Sekedar Ranking di SERP
Tugas seorang praktisi SEO tidak berhenti hanya di ranking saja loh. Namun juga bagaimana interaksi user saat sudah masuk ke website-nya, terutama dari organic search.
d. Menganggap bahwa SEO bukanlah Investment
Mau bagaimana pun juga, SEO itu mengeluarkan modal dari pebisnis, sehingga dianggap investment. Pastinya, mereka menginginkan namanya return. Untuk itu, kita perlu berempati dengan POV (point of view) mereka dan menjelaskan dengan baik tentang apa yang akan mereka dapatkan dari SEO.
e. Menganggap bahwa Perkataan Pihak Mesin Pencari itu 100% Benar
Jangan naif, pihak dari mesin pencari seperti Google juga manusia, baik itu John Mueller, Gary Ilyes, atau siapa pun. Jangan telan mentah-mentah apa perkataan mereka.
Coba bandingkan bagaimana pernyataan mereka dengan data lapangan. Apakah sesuai? Jadilah praktisi SEO yang kritis, bukan mengiyakan tanpa mempertanyakan.
f. Tidak Mau Beradaptasi
SEO tidak akan mati, namun akan selalu berubah untuk memberikan user experience terbaik. Jadi, jangan memiliki fixed mindset. Punya growth mindset akan bermanfaat untuk berdaptasi dalam SEO.
g. Tidak Memikirkan Bagaimana Sustainability atau Optimasi secara Berkelanjutan
SEO itu bukan tipe investasi yang hit and run seperti saham gorengan. Perlu dipikirkan bagaimana optimasi SEO ini bisa bertahan dalam jangka panjang dan metodenya bisa dipakai secara terus-menerus.
Dalam SEO, sebaiknya pakai pendekatan utilitarian di mana banyak pihak yang senang: kita sebagai praktisi SEO, tim yang support tim SEO, user mesin pencari, dan klien. Bukan justru memakai pendekatan teleologi atau the end justify the means di mana fokusnya hanya pada end product tanpa mempedulikan proses/usaha yang dilalui sudah cara yang tepat atau tidak untuk mencapai tujuan.
Kesalahan dalam SEO (Teknis)
a. Mengabaikan Internal Link
Ini mungkin kesalahan yang kecil, namun dampaknya cukup besar. Internal link sangat berpengaruh pada on-page dan technical SEO, sehingga perlu ada penanganan khusus.
Internal link yang rusak satu saja, dampaknya bisa cukup “sakit” untuk SEO.
b. Membeli Backlink tanpa Pikir Panjang
Tidak masalah untuk membeli backlink. Yang jadi masalah adalah kalau pembeliannya dilakukan secara asal tanpa mempertimbangkan apa pun atau hanya dari metrik seperti domain authority saja.
Lakukan pembelian backlink sesuai dengan pembelian Google!
c. Tidak Memaksimalkan Meta Tag
Meta tag sangat membantu untuk SEO, misalnya title tag, header tag, subheading, meta description, dll.
Kalau kamu tidak memaksimalkannya, terdapat potensi ranking yang bisa hilang.
d. Tidak Mengaudit atau Memperhatikan Technical SEO
Ada beberapa pihak yang ketika traffic turun atau laman tidak terindeks malah mencari solusi seperti backlink. Padahal, masalahnya ada di technical SEO.
Sebagai praktisi SEO, technical SEO adalah fondasi yang perlu diperhatikan karena kalau teknisnya buruk, Google juga tidak mau merayapi atau mengindeks situsnya.
e. Konten Duplikat
Konten duplikat adalah konten yang mirip atau bahkan bersifat plagiat.
Google yang memikirkan user experience tidak mau menampilkan dua hasil yang sama persis atau terlalu mirip di SERP-nya.
Jika ada konten duplikat, lebih baik kontennya digabung atau pasang canonical tag.
f. Kanibalisasi Keyword
Kalau situs kita muncul dua kali dalam SERP bukannya bagus? Ohh sebenarnya bisa iya, bisa tidak. Namanya SERP itu zero sum game dan rebutan traffic. Ketika ada yang dapat klik, ada juga yang tidak dapat klik.
Bayangkan kalau laman untuk convert kalah rank dengan yang untuk awareness? Peluang terjadi konversi berkurang 🙂
Penjelasan tentang kanibalisasi keyword ada di tautan ini.
g. Keyword Stuffing
Keyword stuffing adalah penambahan kata kunci tanpa adanya makna yang berarti dan terkesan dipaksakan.
Jumlah keyword lebih banyak bukan berarti lebih baik. Mungkin malah bikin ill-feel pembaca kalau tidak natural.
h. Broken Link
Pernah lihat halaman error 404 not found? Hal ini adalah broken link dan wajib dihindari karena merusak user experience.
Solusinya? Bisa redirect 301 atau blokir saja.
i. Struktur Situs yang Ruwet
Bayangkan struktur organisasi yang ribet di mana rantai komandonya tidak jelas, sehingga anak buah jadi kesulitan untuk meminta report atau harus mendengarkan arahan siapa dalam menjalankan tugasnya.
Begitu juga pada SEO, struktur situs yang ruwet akan menyulitkan Googlebot dalam merayapi situs. Buatlah Googlebot untuk merayapi situsmu dengan mudah. Jangan dipersulit!
j. Tidak Mengoptimasi Gambar
Tidak hanya teks. Gambar juga sebaiknya dioptimasi juga.
Cara optimasi gambar bisa kamu baca di tautan ini.
k. Loading Speed yang Lambat
Tidak ada yang suka situs yang lemot. Bayangkan kalau mau masuk ke situs saja harus menunggu 10 detik. Harusnya sih user sudah pada kabur duluan 🙂
Bayangkan kalau user yang kabur tersebut mau bertransaksi. Potensi revenue hilang kan?
l. Kurang Mengoptimasi Website untuk Mobile
Mayoritas pengguna internet memakai ponsel. Jadi, tidak mengoptimasi untuk mobile justru sangat disayangkan.
m. Salah Setting Robots.txt atau Noindex Tag
Salah setting robots.txt atau noindex tag dapat menyebabkan laman penting tidak muncul di mesin pencari.
n. Tidak Menginput Informasi yang Lengkap untuk Local SEO
Dalam optimasi local SEO, penting untuk mengisi informasi selengkap-lengkapnya pada Google Business Profile. Sangat disayangkan kalau ada yang skip karena setiap informasi bisa menambah relevansi bagi mesin pencari dan user.
o. Mengabaikan Mesin Pencari Lain
Mesin pencari tidak hanya Google loh. Optimasi dan manfaatkan juga mesin pencari lain seperti Bing.
Kesalahan dalam SEO (Komunikasi)
a. Menggunakan Jargon atau Bahasa Teknis kepada Pihak yang Tidak Mengerti SEO
Komunikasi yang efektif adalah ketika kedua belah pihak sama-sama mengerti tentang apa yang dibicarakan. Kalau menggunakan model komunikasi Berlo, source atau pengirim pesan harus bisa merangkai pesan (encoding) yang bisa dipahami oleh penerima pesan (receiver). Keduanya (pengirim dan penerima pesan) harus punya pemahaman konteks, bahasa, kultur, dan kemampuan komunikasi yang sama. Adanya knowledge gap pada komunikasi hanya akan menimbulkan komunikasi yang tidak efektif.
Menggunakan jargon atau bahasa teknis justru akan membuat klien bingung, apalagi yang tidak mengerti SEO. Jangankan membuat kita terlihat pintar, yang ada obrolannya jadi tidak nyambung.
b. Mengiyakan seluruh Permintaan Klien tanpa Perhitungan yang Matang
Kamu seorang yes man? Kalau mau jadi praktisi SEO, tidak boleh sering-sering mengiyakan semua permintaan. Praktisi SEO biasanya jadi jembatan atau orang tengah pada tiap departemen. Kalau semua diiyakan, pastinya akan muncul konflik dan pekerjaan jadi terganggu.
Dalam kuadran resolusi konflik, ada lima cara, yaitu competing, collaborating, compromising, avoiding, dan accomodating. Seorang praktisi SEO yang yes man berarti memakai pendekatan accomodating di mana praktisi SEO-nya kalah dan hanya klien yang “menang”.
Praktisi SEO sebaiknya memakai pendekatan collaborating di mana semua pihak berada di posisi menang. Meski situasi politik tidak ideal, setidaknya jangan sampai memakai pendekatan avoiding atau compromising.
c. Membuat Report yang Tidak bisa Dipahami Komunikan/Pembaca Report
Sebenarnya bagian ini mirip dengan poin a. Hanya saja, report ini bentuknya tertulis atau visual. Poin a. fokusnya adalah percakapan secara lisan.
Dalam membuat report kepada stakeholder atau klien, jangan gunakan jargon-jargon SEO. Gunakan bahasa yang mereka mengerti atau OKR (objective key result) yang telah ditetapkan.
Menambah metrik yang tidak perlu dapat membuat salah kaprah kepada klien di mana mereka bisa saja menjadikan metrik yang “tidak penting” itu menjadi OKR karena kamu sering mencantumkannya.
d. Tidak Bernegosiasi dan Terlihat ingin Menang Sendiri
Bagian ini masih bersambung dari poin b. Kalau tidak mampu bernegosiasi dan hanya ingin menang sendiri, pada resolusi konflik, pendekatan ini bernama competing di mana hanya kamu yang menang dan lawan bicaramu “kalah”. Meski secara short term kamu “menang”, dalam jangka panjang, kamu sedang memupuk hubungan yang tidak baik dengan orang lain.
e. Tidak Menyampaikan Sesuatu secara Eksplisit. Maunya Dimengerti atau Kode-Kodean
Kalau kata dosen pemilik blog, komunikasi itu harus bersifat eksplisit, bukan justru pakai bahasa-bahasa ambigu atau kode di mana kita “memaksa” orang lain untuk mengerti kemauan kita, itu sudah di ranah psikologi, bukan komunikasi 🙂
Sebagai praktisi SEO, sampaikan ide dan pendapat kita dengan eksplisit, sopan, dan beretika, sesuai dengan budaya perusahaan.
Kesalahan Apa yang pernah Kamu Buat sebagai Praktisi SEO?
Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga praktisi SEO. Pemilik blog ini juga pernah melakukan kesalahan di masa lalu, namun yang terpenting adalah belajar agar tidak melakukan kesalahan yang sama. List di atas sebenarnya masih bisa lebih banyak lagi 🙂
Kalau kamu, sudah pernah melakukan kesalahan apa ketika sedang mengoptimasi situs?
Jika ada masukan, tolong japri pemilik blog ini ya 🙂