5 Cara Menulis Opini di Media Massa
Saat membaca koran versi kertas di masa lalu, mungkin kita pernah membaca rubrik opini yang ditulis oleh masyrakat umum. “Wah keren ya, bagaimana cara menulis opini di media massa? Aku juga ingin tulisanku dimuat“. Mungkin ada pikiran tersebut di benakmu. Apalagi sebenarnya menulis di media massa juga ada bonus berupa uang.
Di zaman sekarang pun banyak media online yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menulis di platform mereka, bahkan bisa menjadi sumber cuan.
Tentunya, tidak sembarangan tulisan bisa dimuat, apalagi kalau medianya besar. Jadi, bagaimana cara menulis opini di media massa agar opini/tulisanmu bisa dimuat dan dibaca oleh banyak orang?
1. Pelajari Tulisan yang Dimuat
Cara termudah agar opini bisa terbit di media massa adalah lihat tulisan yang dimuat. Bahkan, jangan satu tulisan saja, tetapi juga beberapa tulisan yang dimuat. Dari sana, kita bisa tahu bagaimana tulisan yang disukai oleh editor dan berpeluang besar untuk terbit.
Jadi, kalau tulisan opinimu tidak dimuat, bukan berarti jelek. Bisa saja karena tidak jodoh dengan editor.
2. Pahami dan Buat Tulisan/Opini sesuai dengan Aturan/Content Brief dari Media Massa
Setiap media massa pasti punya aturan dan content brief masing-masing karena hal ini menyangkut branding dari mereka.
Contohnya:
- Media A suka gaya bahasa yang kasual dan tergolong tidak sopan
- Media B cenderung optimasi SEO-nya berlebihan dan keyword stuffing
- Media C rutin memakai sudut pandang orang pertama
- Media D, tulisannya harus menerapkan SEO dengan teknik white-hat
- Media E lebih suka konten seasonal daripada evergreen
Selain content brief, kita juga bisa lihat apa visi dari media massa tersebut. Jika tulisan kita sesuai dengan visi mereka, peluang dimuat akan semakin besar.
Lupakan dulu salah dan benar. Yang terpenting adalah patuhi content brief dari mereka agar bisa dimuat. Tidak suka? Lebih baik tulis di media yang sesuai dengan kita atau buat blog pribadi.
3. Terapkan Etika Menulis
Etika menulis mau di mana pun pastinya perlu diterapkan, apalagi di media massa. Penulis yang tidak beretika seperti melakukan plagiarisme, memakai spinner, tidak faktual (kecuali menulis fiksi), dll. hanya akan menggali kuburnya sendiri jika berani melakukan hal tersebut di media massa.
4. Latihan
Media massa pasti punya standar sendiri tentang tulisan yang harus dimuat. Naif sekali kalau berpikir bahwa hanya sekedar menulis opini saja bisa langsung terbit.
Justru, agar tulisan bisa tampil di media massa, kita harus berlatih menulis dan menulis dengan konsisten.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat latihan menulis adalah:
- Waktu yang diperlukan untuk menulis sekian kata
- Penyusunan outline/5W+1H
- Kesalahan dalam penulisan
- Proses penyuntingan
Kalau tidak ada blog pribadi, coba menulis di microsoft word atau platform gratis seperti Medium dan Kaskus.
5. A/B Testing
Kalau bisa, lakukan A/B testing saat mengirimkan tulisan opini ke media massa. Jadi, jangan kirim satu tulisan saja, tetapi dua, tiga, atau bahkan lebih.
Dari banyaknya tulisan yang dikirim, kita bisa mendapatkan data tentang tulisan/opini mana yang dimuat dan yang ditolak. Kedua hasil tersebut jadi pelajaran bagi kita untuk lebih mengenal karakteristik dari media massa tersebut.
Meski A/B testing, tetap kirim tulisan terbaikmu ya.
Tulisan/Opini yang Dimuat di Media Massa adalah Aset Besar
Mirip dengan menang lomba blog, tulisan/opini yang dimuat di media massa adalah aset besar untuk penulis. Bahkan bisa dicantumkan dalam portfolio/CV penulis.
Cara menulis opini di media massa yang ditulis di sini diharapkan bisa membuat pembaca menulis dengan lebih baik, sehingga tulisannya dimuat di media massa.
Masih ragu untuk mengirimkan tulisan/opini ke media massa? Belajar menulis secara konsisten dulu saja di blog pribadi.
Happy writing!